Sebelum menuliskan catatan ini, pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman semua atas doa dan dukungannya. Semoga Allah memberikan balasan setimpal. Amin.
Harus HD
Pada awal bln puasa lalu (24/4), saya kontrol ke dokter di RS. Keluhan waktu itu, sering mual-mual kalo makan, tidak nafsu makan, gampang capek, dan sering sakit kepala. Hal ini sudah sekitar seminggu saya rasakan.
Dokter langasung mengadakan pemeriksaan. Melihat kondisi muka saya yg pucat, dr menganjurkan utk dirawat dan pemeriksaan darah.
Hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa kondisi saya tidak baik alias parah. Hemoglobin (HB) 4,7 mg/dL ( normalnya 11,5-15,5), hematokrit 14 % (normalnya 37-49), ureum 238 (10-50), kretinin darah 6,08 mg/dL (normalnya 0,7-1,17).
Saat itu juga dr menganjurkan rawat inap dan transfusi darah. Keesokan harinya transfusi dilakukan setelah dapat darah dari PMI. Masuk 2 kantong darah gol pAB+. Kemudian dilanjutkan lagi dgn cuci darah (hemodialisa / HD) keesokan harinya. Saya menjalani opname selama 7 hari denga 4X cuci darah dan transfusi. Untuk transfusi nengalami kendala karena darah AB terbatas dari PMI. Namun, meski HB darah masih rendah, karena kondisi badan sudah membaik dokter membolehkan pulang. Dan dengan tindak lanjutnya harus menjalani HD 2X seminggu.
Sejak 2010 CKD
Penyakit gangguan fungsi ginjal kronis (CKD/Cronic kidney Disease) ini tidak datang tiba-tiba.CKD ini udah terdeteksi sejak 2010, selagi saya masih aktif bekerja. Saat itu ketika kontrol ke dokter karena keluhan sendi nyeri karena asam urat kumat, hasil lab sudah menunjukkan gejala ada CKD, yg dilihat dari angka kreatinin darah diatas nomal, yaitu 2 mg/dL (normalnya 0,1 - 1,17).
Apa penyebabnya, saat itu belum diketahui secara pasti. Dokter menduga bisa dari penyakit asam urat dan hipertensi yg sudah saya alami sebelumnya. Kedua penyakit ini memang turunan dari orang tua/nenek.
Ketika itu dokrer sudah memberi "warning" kalau saya udah CKD stadium 2. Di mana CKD tidak ada obatnya, hanya bisa dipertahankan dgn mengkonsumsi vitamin ginjal. Selain itu, dokter juga menyarankan membatasi konsumsi protein hewani, seafood, dan garam. Yang juga wajib dilakukan adalah rutin (1-3 bulan sekali) kontrol ke dokter.
Seiring berjalannya waktu, kondisi seperti itu terus dipertahankan, dan aktivitas sehari-hari berjalan normal seperti biasa, tanpa keluhan apa-apa. Hanya rutin minuan obat.
Hingga menjalani pensiun dari pekerjaan, kondisi badan oke-oke saja. Tidak ada keluhan serius selain sekali-sekali kaki nyeri akibat asam urat.
Karena lama tak ada keluhan, saya lalai, sehingga jarang ke dokter utk kontrol. Yg rutin cuma mengkonsumsi obat hipertensi, dan asam urat kalo lagi kumat. Sejak 2018-2019, hingga 2020, saya jarang kontrol ke dokter yg berakibat fatal. Akibatnya stadium CKD pun tiba-tiba sudah tinggi. Diagnosa dokter, CKD sudah mencapai stadium V, alias gagal ginjal, sehingga harus menjalani cuci darah seperti sekarang.
Pembelajaran
Bagi teman-teman yg masih sehat, terutama yg sudah usia kepala di atas 4/5, seringlah kontrol ke dokter utk mendeteksi dini fungsi ginjal Anda meski tidak ada keluhan. Kondisi kesehatan pengidap CKD dapat turun secara perlahan dalam periode tertentu tanpa disadari hingga tingkat paling parah.
Apalagi yg sudah mengalami gejala-gejaka CKD seperti berikut: warna urine berubah menjadi lebih keruh, kebiasan buang air berubah, misalnya lebulih sering malam hari. Selain itu, badan gampang capek. Kalau gejala itu ada, waspadalah segera periksa ke dokter.
Semoga bermanfaat
Mardi Sebayang.